KOMPAS.com- BERMACAM-macam cara orang yang menjalankan ibadah puasa untuk menunggu waktu berbuka puasa tiba. Ada yang bertaaruf di masjid, menonton televisi, bercengkerema dengan keluarga, jalan-jalan, atau menuntaskan hobi.
Pilihan terakhir inilah yang ditempuh sejumlah orang di Kelurahan Karangsalam, Kecamatan Kedungbanteng, Banyumas, untuk menunggu bedug maghrib tiba tersebut, yakni dengan memancing ikan di kolam.
"Saya selalu menyempatkan diri memancing kalau pas waktu senggang sebagai hobi. Karena sekarang pas waktu puasa, saya manfaatkan untuk memancing. Selain menuruti hobi, sekalian ngabuburit menunggu buka puasa," tutur Agus Haryanto (34), warga Karangsalam yang tengah memancing di sebuah kolam pemancingan ikan milik Supeno, di Kelurahan Karangsalam, Minggu (30/8) kemarin.
Sore itu, Agus bersama enam tetangganya ramai-ramai memancing di kolam Supeno. Mereka bergabung dengan puluhan pemancing lainnya yang sejak siang memadati kolam pancing yang terletak di pinggir areal persawahan itu.
Agus dan rekan-rekannya sama-sama hobi memancing. Kebetulan, mereka sedang menjalankan ibadah puasa. Tak pelak, kegiatan hobi itu sama-sama mereka abdikan sebagai ngabuburit.
"Dengan memancing, puasa menjadi tak terasa beratnya. Tahu-tahu sudah sore," timpal Sukirman, pemacing lainnya.
Kolam pemancingan milik Supeno awalnya adalah petak sawah. Sejak tiga bulan silam, karyawan Universitas Wijayakusuma Purwokerto itu menyulap empat petak sawahnya seluas 800 meter persegi menjadi kolam pemancingan. Di dalam kolam tersebut tersedia ikan tawes, lele, mujair, dan gurami.
Untuk air kolam, Supeno memanfaatkan aliran air alami yang bersumber tak jauh dari kolam. Air tersebut juga menjadi sumber irigasi bagi areal persawahan di sekelilingnya. "Saya tak terlalu bisa bertani, jadi saya memilih membuat kolam pemancingan. Kebetulan, saya hobi juga memancing," tutur Supeno.
Bagi Supeno, kolam pemancingan ini menjadi sumber rejeki baru, terlebih pada saat bulan puasa seperti ini. Bila sebelum puasa rata-rata dalam sehari jumlah pengunjung kolam pancingnya antara 15-20 orang, pada bulan puasa meningkat antara 25-30 orang.
"Sebagian besar mereka memang sengaja untuk ngabuburit di sini menunggu buka puasa. Ikan yang diperoleh hasil memancing bisa dimanfaatkan untuk lauk saat berbuka atau sahur," kata Supeno.
Ada dua jenis pemacingan yang disediakan oleh Supeno, yakni bayar Rp 20.000 dan bebas memancing berarapun ikan, atau dengan membayar sesuai jumlah ikan yang didapat.
Bagi orang yang menyukai tantangan, biasanya memilih membayar Rp 20.000 dan bebas memancing. "Tapi bagi yang tujuannya hanya mencari ikan, ya memancing dan bayar sesuai ikan yang didapat," ungkap dia.
Meningkatnya jumlah pemancing pada bulan puasa ini pun membuat pendapatan Supeno meningkat tajam. Bila sebelum puasa per bulan dia hanya meraup Rp 500.000, sejak puasa dia mengestimasikan bakal meraup hampir Rp 1 juta per bulan.
Bagi pemancing sendiri, selain harus membayar biaya mancing Rp 20.000, mereka juga harus sedia pakan sebagai umpan ikan. Ada tiga jenis umpan yang umumnya dipakai, yakni pelet, lumut, dan cacing.
Tak jarang, seorang pemancing tak mendapatkan ikan setelah berjam-jam memancing. Itu yang kerap dialami Sasongko (27), pengunjung kolam pancing Supeno. Namun, itu tak membuat Sasongko sedih. Pasalnya, tujuan utamanya memancing adalah ngabuburit sambil menuntaskan hobi. (Burhanudin)
No comments:
Post a Comment